Elshinta.com - Masyarakat mulai cemas akan ketersediaan hewan ternak untuk megang serta hewan qurban menjelang Idul Adha, imbas adanya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini nantinya dikhawatirkan mempengaruhi ketersediaan hewan ternak pasca lebaran Idul Adha mendatang.
Berdekatan dengan momen hari raya Idul Adha saat ini, masyarakat yang sedang dihadapkan dengan situasi Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak terutama pada sapi, Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Dengan ini pemeirntah Aceh Utara diharapkan sigap melakukan tindakan pengendalian wabah virus PMK serta memberikan sosialisasi ke masyarakat untuk tetap tenang menghadapi wabah ini.
Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Perkebunan, Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara, Rabu 22 Juni 2022, jumlah hewan ternak yang terjangkit virus PMK semakin bertambah dari sebelumnya, terdata 6577 hewan ternak yang sudah terjangkit dan 1877 diantaranya sembuh, 29 mati dan 2 yang di potong paksa.
Sekretaris Dinas Perkebunan, Peternakan Dan Kesehatan Hewan, drh. Muzakir Anwar, menyebutkan, tingkat penularan penyakit PMK cukup tinggi, tetapi tingkat kematian sangat rendah sehingga jika ditemukan ternak terlihat lemah, lesu, kaki pincang, air liur berlebihan, tidak mau makan dan mulut melepuh segera menghubungi Dokter Hewan/petugas kesehatan hewan setempat.
Muzakir juga menambahkan, "Kematian sapi harus di lihat juga gejala sebelumnya dan tidak bisa di pastikan semua kematian sapi itu PMK".
"PMK dapat dikenali dengan adanya luka seperti sariawan di rongga mulut yaitu di gusi dan lidah, di sela-sela kuku kaki, dan bisa di ambing susu hewan betina. Selain itu, hewan yang terinfeksi akan mengalami demam, keluar lendir berlebihan dari mulut, beberapa mengalami pincang, luka di kaki-kuku, sulit berdiri, gemetaran dan nafas cepat", tutupnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamdani, Kamis (23/6).