Elshinta.com - Puluhan peserta yang tergabung dalam Persatuan Anggota BPD Seluruh Indonesia (PABSI) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat secara antusias mengikuti kegiatan sosialisasi rekognisi pembelajaran lampau desa (RPL Desa) yang digelar Universitas Majalengka (Unma), Kamis (9/6).
Sosialisasi yang digelar sebagai sarana membuka akses untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) tersebut menghadirkan langsung Penasihat Mentri Desa PDTT Prof. Yoyon Suryono, MS selaku Pemateri I, dan Wakil Rektor 1 Unma Jaka Sulaksana, SP, M.Si, Ph.D selaku Pemateri II.
"Program RPL adalah penyetaraan akademik atas pengalaman kerja atau pelatihan yang bersertifikasi untuk kualifikasi pendidikan diberbagai program studi," kata Wakil Rektor II Universitas Majalengka, Dr. Sri Ayu Andayani saat membuka acara.
Ayu juga mengatakan, RPL dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat luas khususnya, dan targetnya sekarang untuk desa sehingga bisa menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"RPL merupakan salah satu pendukung untuk meningkatkan kualitas SDM terutama di desa," paparnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Jumat (10/6).
Sedangkan Ketua PABSI Kab. Majalengka Tatang Sukmana menyambut baik sosialisasi rekognisi pembelajaran lampau desa (RPL Desa), ia menyatakan BPD Se-Kab. Majalengka akan turut mensosialisasikan dan berharap program tersebut dapat meningkatkan kapasitas SDM di desa.
"Kami pengurus daerah persatuan anggota BPD kab. Majalengka sudah mempersiapkan komponen personal untuk mensosialisasikan ini ke desa-desa," ungkapnya.
Antusias dan bangga juga dirasakan kepala dinas pemberdayaan masyarakat desa (PMD) Hendra Krisniawan, ia menyebut tahun 2022 ini, dari 333 desa di Majalengka, 93 desa merupakan desa Mandiri dan sisanya merupakan desa maju dan berkembang.
Namun demikian kata Hendra rata-rata pendidikan Kepala Desa dan Perangkat Desa di Majalengka adalah SMA dan SMP dan relatif sedikit untuk yang berijazah sarjana dan Pasca Sarjana.
"Maka program RPL desa betul-betul bisa terlaksana di desa-desa di Kab. Majalengka sepertinya akan lebih spektakuler lagi bagi 333.desa di Kab. Majalengka," sambut Hendra.
Sementara, Rektor Universitas Majalengka, Dr. Indra Adi Budiman, M.Pd, sangat menyambut baik program RPL, menurutnya Unma akan mendukung PABSI Kab. Majalengka secara maksimal sehingga program RPL yang akan dilaksanakan di Kampus Unma sesuai harapan.
"Kami dari Perguruan Tinggi sangat menyambut baik RPL karena bagaimanapun juga, khususnya untuk perguruan tinggi swasta bahwa hidup tidaknya perguruan tinggi tersebut dari ada atau tidaknya mahasiswa," ungkap Rektor
Menurutnya program RPL adalah peluang untuk mendatangkan dan menghadirkan mahasiswa di Universitas Majalengka.
Sementara, putra asli daerah Majalengka Prof. Yoyon Suryono yang juga merupakan Penasihat Mentri Desa PDTT, menyatakan kepala desa di Indonesia masih banyak yang lulusan SMA sekitar 44% lebih. Untuk Sekretaris Desa, Pengurus BUMDES, Pendamping Desa sudah banyak yang S1, bahkan untuk tenaga pendamping menurutnya harus sudah S2.
Menurut Prof. Yoyon, kepala desa yang sudah menjabat 5tahun ekuivalen dengan 20 SKS. Sehingga seorang Lurah atau Kepala Desa yang sudah sekian tahun menjabat bisa meminta surat keterangan dari dinas PMD.
"Persyaratannya untuk kepala desa minimal masa kerja tahun pertama, untuk pengalaman 5tahun dianggap sama dengan 20 SKS," urainya.
Sedangkan Wakil Rektor 1 Unma, Jaka Sulaksana, menyatakan Universitas Majalengka telah membuka akses untuk melanjutkan pendidikan melalui jalur RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau).
"RPL adalah akses pengakuan terhadap pengalaman kerja sehingga SKS yang diambil dapat lebih singkat. Khusus, untuk para perangkat desa, kita sosialisasikan RPL Desa. Semoga program ini bermanfaat dan berdampak luas terhadap pengembangan pendidikan di masyarakat." ujarnya.