Elshinta.com - Havid Alfriandra (22), datang ke Karawang dari kampungnya di Kabupaten Klaten membawa uang Rp9 juta hasil dari menjual satu motor dan kayu. Motor itu milik keluarganya.
Ia dijanjikan langsung bekerja di sebuah perusahaan di kawasan KIM (Kawasan Industri Mitra) Karawang oleh sebuah yayasan penyalur tenaga kerja.
Havid mendapatkan kontak dan informasi dari yayasan tersebut melalui grup Facebook info loker Karawang Cikarang. Havid dijanjikan bekerja bila sudah melunasi biaya calo sejumlah Rp8 juta, dan biaya pendaftaran sebesar Rp900 ribu. Praktis, uang di saku Havid hanya tersisa Rp100 ribu.
Tidak cukup sampai di situ penderitaannya, satu-satunya ponsel miliknya juga diambil calo dengan alasan meminjam untuk dimasukkan password Wifi. Ponsel tersebut tidak pernah kembali. Havid lalu diminta kembali oleh yayasan.
Dalam keadaan lapar dan haus, Havid menggunakan sisa uangnya untuk menyewa ojeg. Ia baru sadar dirinya telah ditipu dan berusaha memburu orang yang mengambil uang dan ponselnya. Namun, Havid yang baru pertama kali tiba di Karawang kehilangan jejak.
Havid kemudian berjalan menuju arah dusun Kosambi, Desa Duren, Kecamatan Klari, Karawang, hingga akhirnya bertemu Bapung, tokoh masyarakat setempat. Havid sudah tidak punya uang sepeser pun.
"Yayasan itu baru dibuka Jumat kemarin, dan sekarang sudah tutup lagi," kata Bapung, tokoh masyarakat Desa Pancawati, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang menceritakan ulang kisah yang menimpa Havid.
Selama satu malam, Havid menginap di Masjid Jamie Al-Barkah, dusun Kawali, Desa Pancawati, Kecamatan Klari, Karawang. Ia kesulitan menghubungi keluarga karena ponselnya tidak ada. Ia sempat membuka akun media sosial Facebook miliknya melalui ponsel warga, namun gagal login karena lupa password.
"Saat ditemukan, korban dalam keadaan sehat namun masih syok. Orangnya linglung karena baru di Karawang," kata Bapung seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Faizol Yuhri, Rabu (5/1).
Havid tidak bisa merinci alamat yayasan dan para pelaku yang menipunya. Alasannya karena ia baru pertama kali di Karawang.
Beruntung kabar penipuan yang menimpa Havid viral di media sosial Facebook. Bapung menulis status soal penipuan yang menimpa Havid dan dibagikan ratusan kali oleh pengguna Facebook.
"Saat ini Havid sudah dibawa pihak keluarga, sudah dijemput keluarga dari pihak almarhum ayahnya," tukas Bapung.
Kabar terakhir yang diterima, Havid dalam perjalanan menuju Semarang.
Sementara itu terpisah, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang Endang Syafrudin ketika dikonfrimasi mengatakan, pihaknya sudah mendengar soal kasus yang menimpa Havid.
Ia mengimbau agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja dari media sosial.
"Sekarang di Karawang (rekrutmen tenaga kerja) sudah online," katanya.
Khusus soal calo, dinas menyarankan agar korban melapor ke polisi setempat sebab sudah masuk ranah pidana.
"Karena calo itu kan penipuan. Pasal 378. Saat ini kalau calo-calo, kami sedang berusaha untuk memberantas," tutupnya.