Elshinta.com - Bantuan berupa material dan puluhan kursi pada warga jalan Jodipan Wetan gang 3 RW VI, Kelurahan Jodipan, Blimbing, Kota Malang yang terdampak banjir bandang sungai Brantas yang terimbas banjir bandang di Batu 4 Nopember lalu.
Zakarija Achmat selaku koordinator dari UMM mengatakan bantuan tersebut merupakan bagian dari UMM berbagi. “Selain didistribusikan ke Jodipan, barang bantuan banjir ini juga kami salurkan ke wilayah Kota Batu. Begitupun dengan para relawan yang kami kirim untuk membantu warga sekitar. Saat ini, mereka tengah bergabung dalam tim yang membersihkan aliran sungai,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Sabtu (13/11).
Adapun bantuan yang diberikan ke wilayah Jodipan adalah material seperti pasir cor, galvalum, koral, spandek dan lainnya. Selain itu, Kampus Putih juga memberikan puluhan kursi yang akan ditempatkan di balai RW. “Memang tujuan awal kami membuka rekening donasi adalah untuk memeberikannya kepada mereka yang membutuhkan. Jadi siapa saja bisa mengirimkan donasinya, tidak terbatas pada sivitas akademika UMM saja,” tutur Zakarija.
Sementara itu, Mohammad Luthfi selaku Ketua RW 6 menjelaskan bahwa ada 31 rumah yang terdampak banjir bandang di sungai Brantas. “19 di antaranya hancur bahkan hanyut. Beruntung, semua bangunan itu sudah dibangun kembali berkat kerja sama para warga dan para relawan. Alhamdulillah para warga sudah kembali ke rumah masing-masing setelah sebelumnya mengungsi ke mushola,” jelasnya.
Selama tinggal di lokasi tersebut, Luthfi mengaku bahwa sudah dua kali banjir terjadi. Kali pertama menimpa pada 2004 lalu dan yang kedua di tahun 2021. Beruntung, tidak ada korban yang hanyut di dua bencana tersebut. “Sempat ada tawaran pada warga untuk relokasi di tempat lain maupun rusun, tapi kebanyakan warga menolak,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengaku bahwa pihaknya memang sudah menutup donasi berupa air mineral, sembako, dan pakaian karena telah mencukupi. Kini, mereka fokus membenahi fasilitas umum (fasum) untuk masyarakat. Mulai dari kamar mandi umum hingga sumber air yang sempat tersumbat.
“Pernah ada pihak pemkot yang melihat tapi hanya melihat saja,” tandasnya.