Elshinta.com - Penggunaan alat pendeteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, GeNose C19 mendapat respon positif dari masyarakat. Mereka lebih suka ditest dengan alat ini karena tidak sakit, dan lebih murah dibandingkan dengan alat lainnya yang lebih dulu digunakan.
Beberapa stasiun kereta api telah menggunakan GeNose C19 untuk mengecek calon penumpang kereta api untuk mengetahui apakah calon penumpang itu positif terpapar Covid-19 atau tidak. Cara pengambilan sampel dengan hanya meniup balon udara, dan hasilnya segera diketahui lewat komputer, menjadikan test sangat cepat. Sekitar 3 menit.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela peresmian pengoperasian Kereta Rel Listrik Jogja - Solo, Senin (1/3) mengatakan penggunaan GeNose C19 mendapat respon positif dari pengguna jasa transportasi. Kecepatan pemeriksaan, murah, dan tidak sakit menjadikan alat ini lebih disukai masyarakat.
"Saya sempat berbincang-bincang dengan Rektor UGM Pak Panut Mulyono. Kami berbicara secara informal. Dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saya memperoleh informasi bahwa alat itu sudah digunakan di banyak tempat," kata Ganjar seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Rabu (3/3).
Dalam perkembangannya, GeNose C19 mulai digunakan Kemenhub di tempat transportasi publik yakni stasiun dan elabuhan. Total saat ini sudah ada 12 stasiun tersebar di Pulau Jawa yang menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19.
Ganjar sebagai sebagai inisiator pun mendorong pihak UGM untuk mempercepat produksi massal agar segera didistribusikan. Selain itu, juga dapat digunakan di tempat-tempat umum lainnya.
Pada Senin (1/3) ada 2.000 unit yang dikirim ke para pemesan. Alat pendeteksi itu menjadi solusi untuk mengecek kesehatan seseorang berkaitan dengan Covid-19 dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.
Sementara itu Provinsi Jawa Tengah baru mendapatkan dua alat GeNose-C19 dari total 100 pesanan. Alat deteksi Covid-19 ini dikembangkan oleh Tim Peneliti UGM yang diketuai Prof Kuwat Triyana.