Elshinta.com - Paska banjir akibat luapan Sungai Kaliasem dan Sungai Bondoyudo di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ke sejumlah dusun di beberapa kecamatan segera dilakukan pembersihan dampak banjir.
Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Lumajang Suhari mengatakan warga terdampak banjir perlu segera dilakukan pembersihan kotoran tempat tingga dan lingkungan mereka dari dampak banjir yang terjadi malam Sabtu (27/02), mengingat bahaya yang berpeluang terjadi adanya serangan penyakit kulit misalnya gatal-gatal, kutu air dan pencernaan akibat adanya kotoran yang lambat dilakukan pembersihan.
"Setelah banjir biasanya terjadi penyakit kulit, gatal-gatal kutu air. Tidak lupa saluran pencernaan karena banyak kotoran sehingga menjadikan sakit perut", kata alumni S3 Fisip Universitas Jember itu.
Pengurus Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur mengingatkan kepada masyarakat terdampak bencana hidrometeorologi karena masih masa pandemi Covid-19 belum berlaku agar tidak berlakukan kegiatan berkumpul-kumpul. Peringatan dini di sampaikan DPD PPNI Lumajang saat memberikan bantuan alat-alat kebersihan dan logistik kepada korban agar penyebaran Covid-19 menjadi ledakan pasak banjir terjadi atau claster baru paska banjir.
"Jangan lupa masa pandemi belum berlalu ini yang harus diantisipasi juga dan jangan ada claster dari bencana", tutur dosen Akper Universitas Jember di Lumajang seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Rabu (3/3).
Suhari meminta masyarakat terdampak bila ada keluhan kurang baik pada kesehatannya agar segera memeriksakan diri cepat ke Puskesmas ataupun ke Pusat Pembantu (Pustu) yang ada di masing-masing desa ataupun kelurahan. Ketanggapan diri masyarakat dari penyakit paska banjir sangat diharapkan sehingga tidak berdampak fatal.