Elshinta.com - Pesawat Catalina milik Belanda yang sedang melintas di perairan Alalak, Sungai Barito, Banjarmasin, berhasil ditembak Jepang yang sekaligus jadi penanda serangan pasukan negeri matahari terbit pada Belanda di Kalimantan Selatan.
Tak banyak literasi yang menceritakan kejadian jatuhnya pesawat Belanda yang ditembak oleh Jepang itu, namun latar belakang perseteruan antarnegara ini sangat masuk di akal.
Dimulai sejak Mei 1940 awal Perang Dunia II saat Belanda dikalahkan Jerman, ekspor ke Jepang dialihkan ke Amerika dan Inggris.
Pada Juni 1941 negoisasi dengan Jepang yang dilakukan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat, dengan hasil negoisasi gagal.
Sekitar pertengahan 1941 Jepang melihat strategi kemenangan mereka adalah dengan cara menyikat sekaligus Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda, lalu akan mendapat sumber daya alam di Asia Tenggara.
Apalagi Amerika sudah melakukan embargo minyak yang sangat dibutuhkan Jepang untuk keperluan perang, menang perang menjadi satu keharusan.
Admiral Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, memakai strategi perang yang terbilang berani, Ia mengerahkan semua kekuatan armadanya untuk dua operasi besar.
Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang dikeluarkan, terdiri dari 6 kapal induk (pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal selam serta 2.274 pesawat tempur.
Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2 kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii pada 7 Desember 1941,
Sementara kekuatan kedua --sisa kekuatan Angkatan Laut yang mereka punya-- akan mendukung Angkatan Darat dalam Operasi Selatan, yakni penyerangan ke Filipina, Malaysia/Singapura dan dilanjut ke Jawa.
Kekuatan yang dikerahkan Jepang ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur.
Seluruh operasi direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo yang ditugasi memimpin armada menyerang Pearl Harbor.
Pada 7 Desember 1941 Pengeboman Pearl Harbor berhasil menghancurkan 188 pesawat dan merusak delapan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat.
Selama dua jam pengeboman, 2.402 orang Amerika tewas dan 1.283 lainnya luka-luka. Namun tiga kapal induk Amerika aman, karena waktu itu tidak lagi ada di Pearl Harbor.
Sehari kemudian, 8 Desember 1941 Kongres Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang. Namun tiga hari kemudian Jerman menyatakan perang pada Amerika, yang membuat Amerika yang tergabung pada Sekutu terlibat pertempuran di Eropa dan juga Asia Pasifik.
Perang Pasifik memberikan pengaruh yang besar pada kemerdekaan negara-negara di Asia Timur termasuk Indonesia.
Tujuan Jepang menyerang Hindia Belanda tentu saja mau menguasai sumber-sumber minyak. Jepang butuh minyak yang banyak untuk mendukung kebutuhan perang selain untuk keperluan industri.
Rencananya, Jawa dijadikan pusat peyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan pulau Sumatera sebagai sumber penghasil minyak. (sumber: wikipedia)