Elshinta.com - Keinginan Belanda kembali menguasai Indonesia dari Jepang setelah Perang Dunia II dengan membonceng Sekutu yang datang ke Indonesia, menimbulkan banyak pertempuran di berbagai daerah Indonesia, termasuk di Bali.
Perang Puputan Margarana di Bali merupakan salah satu pertempuran Indonesia dengan Belanda yang paling dikenang. Dipimpin oleh Kolonel I Gusti Ngurah Rai, perang Puputan terjadi pada 20 November 1946.
Puputan adalah tradisi perang masyarakat Bali. Berasal dari kata puput, yang artinya perang hingga jiwa lepas dari tubuh atau sampai titik darah pengabisan. Sementara Margarana diambil dari lokasi terjadinya perang yakni, di daerah Margarana, Tababan, Bali.
Salah satu penghargaan yang diberikan Negara RI kepada Pahlawan I Gusti Ngurah Rai, diabadikan dalam mata uang pecahan Rp50.000 tahun 2005.
Beralasan dari ketidakpuasan Belanda atas Perjanjian Linggarjati. Perjanjian antara Indonesia dan Belanda ditandatangani pada 15 November 1946 itu tidak menyebut Bali sebagai teritorial Indonesia.
Belanda hanya mengakui Jawa, Sumatera dan Madura sebagai wilayah Indonesia, sehingga mereka ingin menguasai Bali dan menjadikan Bali sebagai wilayah Indonesia Timur.
Bermacam-macam tawaran pun disodorkan oleh Belanda kepada Ngurah Rai. Namun laki-laki kelahiran Carangsari, Badung, Bali, 30 Januari 1917 lebih mencintai negerinya.
Puput Margarana kejadian saat Ngurah Rai memerintahkan pasukan Ciung Wanara merampas persenjataan polisi Nica yang menduduki Kota Tabanan. Puluhan senjata berhasil dirampas, namun aksi tersebut memicu kemarahan Belanda, yang kemudian menyusun strategi melakukan penyerangan.
Waktu pasukan Ciung Wanara sedang melakukan longmarch ke Gunung Agung, perjalanan mereka diserang tiba-tiba dengan rentetan senjata oleh Belanda. Pertempuran pun tak terelakan. Perkebunan palawija seketika itu berubah menjadi ajang tembak menembak.
Belanda mengerahkan semua pasukannya yang ada di Bali ke kota Margarana. I Gusti Ngurah Rai gugur dalam pertempuran sengit itu.
Sebanyak 96 pahlawan gugur, dari pihak Belanda 400 orang tewas. Untuk mengenang peristiwa itu, dibangun Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa di Desa Margarana. Kemudian menetapkan tanggal 20 November 1946 sebagai hari Perang Puputan Margarana, suatu perang hebat di Pulau Bali.