Elshinta.com - Sutan Sjahrir membentuk Mobrig dengan tujuan untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung atas kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer. Hingga akhirnya Mobrig menjadi rebutan antara pihak polisi dan militer.
Brimob pertama kali dibentuk bernama Tokubetsu Keisatsutai atau Pasukan Polisi Istimewa. Awalnya pasukan ini tugasnya untuk melucuti senjata tentara Jepang dan melindungi kepala negara.
Saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, pasukan Brimob ikut bertempur melawan Sekutu. Pada tahun yang sama, Presiden Soekarno memberi penghargaan Sakanti Yano Utama pada pasukan polisi istimewa ini.
Menghadapi gerakan separatis
Pada 1 Agustus 1947 Mobrig dijadikan satuan militer. Ia banyak terlibat dalam memberesi gerakan separatis yang menimbulkan gejolak dan banyak bermuculan di dalam negeri. Dimulai dari peristiwa Madiun dan Blitar Selatan dalam Operasi Trisula. Kemudian pemberontakan DI/TII yang dipimpin Kartosuwiryo di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan, oleh Kahar Muzakar dan Daud Beureueh di Aceh.
Pada tahun 1950 Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Raymond Westerling menyerbu Bandung dan sebanyak empat kompi Mobrig dikirim untuk menghadapi mereka. Bersama TNI, Mobrig juga menghadapi separatis yang dipimpin Andi Azis di Sulawesi Selatan, begitu juga dengan Dr. Soumokil yang memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) pada 23 April 1950.
Aksi Mobrig dalam menumpas kaum separatis terus berlanjut ke daerah lain seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Timur, Riau, Bengkulu, Kalimantan bahkan konfrontasi dengan Malaysia pada tahun 1963 hingga Timor Timur pada tahun 1975.
Pada tahun 1981 Brimob membentuk sub unit baru yang disebut unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak).
Sejak tahun 1992 Brimob pada dasarnya adalah organisasi yang dilatih dan diorganisasikan dalam kesatuan-kesatuan. Brimob memiliki kekuatan sekitar 12.000 personel. Brigade ini fungsi utamanya adalah sebagai korps untuk menanggulangi situasi darurat, yakni membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi yang menggunakan senjata api dan bahan peledak dalam operasi yang membutuhkan aksi yang cepat.
Mereka diterjunkan dalam operasi pertahanan dan keamanan domestik, dan telah dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara khusus. Mereka dilatih khusus untuk menangani demonstrasi massa.
Sejak huru hara yang terjadi pada Mei 1998, Pasukan Anti Huru-Hara (PHH) kini telah menerima latihan anti huru-hara khusus dan terus menerus melakukan pembaruan di bidang materi pelaksanaan Pasukan Huru-Hara (PHH).
Beberapa elemen dari Brimob juga telah dilatih untuk melakukan operasi lintas udara. Dan juga sekarang sudah melakukan pelatihan SAR(Search And Rescue).
Prajurit Pelopor Brimob adalah kesatuan yang memiliki tugas pokok untuk melakukan tugas-tugas operasional bersifat paramiliter guna untuk mengatasi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi. (wikipwedia)