Elshinta.com - Orang tua percaya bahwa mereka memiliki banyak pengalaman dan wajar bila anak-anak harus belajar dari orang tuanya. Anak memang masih dalam masa pertumbuhan dan perlu berkembang, sehingga diperlukan pendampingan. Namun bukan berarti hal tersebut menjadikan orang dewasa sebagai pihak yang selalu benar.
Sebagai orang tua, mungkin belum bisa menjadi teladan yang baik bagi anak. Perlu kelapangan dada untuk belajar dari anak-anak menjadi hal yang berharga. Dihimpun dari berbagai sumber, hal-hal yang dapat dipelajari dari anak-anak:
Awal baru
Bagi anak setiap hari adalah awal yang baru. Anak-anak cepat melupakan hal buruk yang terjadi di hari sebelumnya dan memulai hari baru setiap pagi. Setiap hari terasa seperti peluang baru untuk membuat teman-teman baru, menjelajahi petualangan baru, belajar hal-hal baru. Anak-anak tidak membawa kesedihan dari satu hari ke hari berikutnya.
Kreatif
Anak-anak betah berlama-lama saat melakukan hal yang kreatif pada suatu waktu. Seperti menggambar, bermain dengan tanah liat, dan lain sebagainya yang dilakukan dengan perhatian cermat dan detail. Untuk beberapa alasan, seiring bertambahnya usia, orang tua berhenti melihat kegiatan kreatif yang bermanfaat.
Pemberani
Kehidupan seorang anak tidak dibatasi oleh kekhawatiran kegagalan atau penghinaan. Mereka terus bejalan dengan harapan dan tekad. Mereka menerima semua yang ditawarkan dengan tangan terbuka.
Tertawa
Anak-anak memiliki kemampuan yang indah untuk menemukan sukacita di sekitar mereka. Anak-anak dapat tertawa tiba-tiba secara spontan yang bagi mereka lucu, termasuk untuk hal yang sederhana.
Aktif
Ketika orang tua masih kecil, bermain di luar adalah hal yang sangat menyenangkan. Seperti berlari-larian dengan teman seolah tak pernah Lelah. Anak hanya berpikir itu bermain dan tentu saja bermain yang menyenangkan.
Berteman
Anak-anak sangat bergembira saat bermain dengan teman-teman dan membuat hal-hal yang baru bersama-sama. Menemukan teman-teman baru adalah hal menyenangkan karena bagi mereka “semakin meriah, semakin asik” dan sepertinya orang dewasa perlu juga memilikinya.
Percaya diri
Ketika jatuh dan terluka, anak dengan percaya diri menunjukkannya dengan bangga. Seiring dengan bertambahnya usia, saat dewasa maka saat terluka akan menyembunyikandan menjadi rahasianya. Bagi anak-anak, bekas luka bukanlah tanda-tanda kelemahan, tapi tanda kekuatan dan kelangsungan hidup.
Tidak takut
Anak-anak tidak takut untuk mencoba apa pun yang belum pernah dilakukannya. Sedangkan orang dewasa, seringkali takut pada yang tidak diketahui. Orang dewasa cenderung tetap berlindung di zona nyaman dan jarang menjelajah. Padahal petualangan bisa membantu membangkitkan semangat.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/3aupHlf
Berani bermimpi
Orang dewasa seringkali punya terlalu banyak pertimbangan, termasuk memikirkan biaya dan risiko kegagalan, yang membuat mereka sukar membuat kemajuan. Sedangkan anak-anak tidak pernah takut bermimpi. Bagi anak-anak, apapun yang terjadi nanti, yang penting bermimpi terlebih dahulu.
Apa adanya
Kebanyakan orang dewasa selalu berpikir apa kata orang lain. Saat sebuah tindakan mungkin dinilai negatif oleh kebanyakan orang, maka akan urung melakukannya. Pada akhirnya, hidup lebih banyak ditentukan oleh pendapat orang lain ketimbang keyakinan sendiri.
Sebaliknya anak-anak bersikap dengan hati dan pikiran yang masih polos, anak-anak bersikap apa adanya, serta yakin dengan pilihannya. Mereka tidak takut gagal maupun dianggap buruk oleh orang-orang di sekitarnya. Bersikap apa adanya adalah alasan kedua mengapa kita perlu belajar dari anak-anak.
Anak-anak memiliki rasa ingin tahu
Orang dewasa yang menganggap bahwa sudah terlalu rumit untuk diperhatikan, seringkali luput banyak hal yang ternyata diminati oleh anak-anak. Sebaliknya, anak-anak punya rasa ingin tahu yang luar biasa, yang membuat mereka bertanya banyak hal.
Pertanyaan anak-anak yang begitu banyak mungkin membuat gusar karena merepotkan, padahal sebagai manusia, tidak boleh kehilangan rasa ingin tahu agar tidak menelan informasi begitu saja, namun terus menyelidiki sampai merasa yakin.