Elshinta.com - Perbedaan pandangan antara orang tua dengan anak yang sedang beranjak remaja seringkali memicu perdebatan dan membuat hubungan menjadi renggang. Menjaga komunikasi dengan anak yang sedang beranjak remaja tidak semudah saat mereka masih kanak-kanak. Karena mereka merasa sudah cukup dewasa dan mampu untuk melakukan apapun sendiri.
Karena itu, tidak heran jika di usia tersebut mereka akan lebih sulit diajak untuk berkomunikasi. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar tetap bisa komunikasi yang baik dengan anak remaja:
Beri ruang
Anak remaja lebih menyukai bersama teman-temannya. Orang tua tidak boleh merasa anak menjauh karena pada usia tersebut, anak mulai belajar mandiri, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya atau memiliki rahasia yang orang tua tidak boleh tahu. Dukunglah anak remaja untuk bergaul dengan kawan sebayanya. Namun, pastikan bahwa pergaulan remaja itu membawa dampak positif bagi anak.
Buat waktu spesial
Anak akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-temannya sehingga mungkin akan kesulitan berkomunikasi. Ada baiknya orang tua membuat waktu spesial untuk berkumpul dengan anak, misalnya dengan pergi berlibur. Dengan cara ini, tidak hanya memperbaiki hubungan orang tua dengan anak, namun juga mengajarkan tentang kemampuan komunikasi interpersonal.
Menjadi pendengar
Saat mereka masih kanak-kanak, orang tua masih bisa memberikan pertanyaan langsung. Namun, pada anak remaja, pertanyaan tersebut akan mengganggu dan membuat mereka malas untuk menjawabnya.
Orang tua perlu memposisikan diri sebagai pendengar yang baik, tanpa banyak memberikan pertanyaan maupun menggurui sehingga anak akan lebih nyaman dan terbuka memberikan informasi tanpa merasa dipaksa.
Jika mendengarkan apa yang mereka katakan, orang tua akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bimbingan, perspektif, dan dukungan yang mereka butuhkan. Anak juga akan tahu bahwa mereka mendapatkan perhatian dan sedang berusaha untuk memahami perasaan mereka.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/39CbIcK
Komunikasi dua arah
Sesibuk apapun, sempatkan waktu untuk berbincang dan diskusi dengan anak tentang berbagai macam hal. Topik-topik tersebut bisa tentang kegiatan, perkembangan akademik, atau tentang teman-temannya. Komunikasi dua arah ini sangat penting dilakukan karena dapat membuat anak merasa didengar dan dipahami, sehingga membuat mereka lebih terbuka. Interaksi dan komunikasi intens membuat hubungan orang tua dan anak lebih kuat, harmonis, dan sebagai bentuk penghargaan atas keberadaan mereka.
Berikan informasi yang tepat
Saat berkumpul dengan kawan sebaya, terjadi proses pertukaran pengaruh, seperti penampilan, sikap, dan bahkan perilaku. Orang tua harus berani untuk membicarakan tentang pergaulan remaja saat ini. Usia pra-remaja merupakan usia yang rentan karena melihat banyak hal di lingkungannya. Untuk itu orang tua perlu memberikan informasi yang tepat termasuk apa saja bahayanya agar mereka tak mendapatkan informasi yang belum tentu benar dari orang lain.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/2vf0096
Jangan ragu bertanya
Tidak jarang, anak akan menggunakan bahasa gaul yang mereka gunakan dengan teman-temannya. Jika tidak tahu artinya, jangan ragu untuk bertanya tentang makna bahasa tersebut. Semakin banyak orang tua kenal dan sesekali menggunakan kata-kata tersebut, anak akan merasa dekat. Namun orang tua juga harus memerhatikan kapan saat yang tepat untuk bertanya. Jika memungkinkan, boleh juga sesekali sesekali ikut bergaul dengan anak dan teman-temannya.
Nasihati dengan halus
Meski menjadi pendengar yang baik, orang tua tetap bisa memberikan saran dan nasihat kepada anak. Jika orang tua ingin menasihati maka lakukan dengan cara halus namun tetap tegas sehingga anak mau menerima dengan baik pula. Berbicara kasar membuat anak tergores harga dirinya.
Ilustrasi. Sumber foto: https://bit.ly/2TYpgJ5
Memahami emosi
Berusaha untuk selalu memancarkan emosi positif agar anak merasa nyaman berinteraksi. Selain itu orang tua perlu memahami emosi negatif anak sebab dari emosi ini kadang memberikan petunjuk apa yang sedang terjadi pada anak.
Memberi contoh nyata
Contoh atau teladan adalah kunci utama penanaman perilaku positif pada anak. Bila orang tua bersikap baik, maka anak mendapatkan contoh dan teladan nyata dalam berperilaku.