Elshinta.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, polisi mengungkap perencanaan menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober, melalui sebuah grup WhatsApp `Fisabilillah`.
"Jadi ini di brainwashing atau dicuci otak dalam grup ini," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (22/10).
Grup tersebut diinisiasi oleh salah satu tersangka, Samsul Huda (SH). Di dalam grup tersebut, para tersangka dan member lainnya saling berkomunikasi soal perencanaaan penggagalan pelantikan.
Para tersangka juga saling sharing link berita-berita di media melalui grup WA tersebut.
Grup tersebut beranggotakan 123 member dengan 5 orang admin. Para member menyebar informasi hingga merencanakan penggagalan pelantikan lewat grup WA itu. Informasi yang kerap disampaikan yakni tentang banyaknya tenaga kerja asal Tiongkok dan polisi Tiongkok di Indonesia.
"Dengan adanya grup ini ada tersangka FAB, ikut bergabung, dia meyakini Indonesia komunis makin berkembang, indikatornya ada unras polisi China yang diperbantukan untuk pengamanan unras yang disenjatai lengkap, padahal nggak ada," papar Argo.
"Juga ada (isi WA grup) tenaga asing China masuk ke Indonesia dan China kuasai pemerintahan," katanya.
Sebelumnya, polisi menangkap 6 orang terkait upaya menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Upaya menggagalkan pelantikan presiden ini dibahas secara khusus oleh para tersangka dalam sebuah grup WhatsApp.