VOA Indonesia - CIA: ‘Sindrom Havana’ Bukan Kampanye Kekuatan Asing
Badan Intelijen Pusat AS (CIA) telah menyimpulkan bahwa para diplomat AS yang menderita mual dan sakit kepala misterius yang dijuluki sebagai “Sindrom Havana” bukan target kampanye global oleh kekuatan asing, kata berbagai laporan hari Rabu (19/1).
NBC News, The New York Times dan Politico mengutip banyak pejabat yang mendapat pengarahan mengenai penilaian intelijen CIA terkait insiden yang pertama kali muncul di kalangan diplomat pada tahun 2016 di ibu kota Kuba, di mana para pejabat AS dan Kanada mengeluhkan sakit kepala yang parah, mual dan kemungkinan kerusakan otak setelah mendengar suara-suara bernada tinggi.
Sejak itu, para pejabat diplomatik dan intelijen telah melaporkan pengalaman serupa di berbagai negara termasuk di Australia, Austria, China, Kolombia, Jerman dan Rusia.
Berbagai laporan menyatakan CIA tidak mengesampingkan keterlibatan asing dalam sekitar dua lusin kasus yang masih belum dapat dijelaskan dan masih akan diselidiki.
“Dalam ratusan kasus lain dengan kemungkinan gejala serupa, CIA telah menemukan penjelasan alternatif yang masuk akal,” kata sumber-sumber NBC kepada jaringan berita itu.
Beberapa pejabat AS semula menuduh kasus tersebut mungkin disebabkan oleh serangan gelombang mikro oleh Rusia, tetapi para ilmuwan mengemukakan keraguan mengenai teori itu dan menyatakan tidak ada satupun penderitaan atau penyebab dari kasus yang dilaporkan.
Berbagai laporan menyatakan dokumen CIA melaporkan temuan-temuan sementara.
“Laporan sementara bukan merupakan kesimpulan akhir dari pemerintahan Biden yang lebih luas atau komunitas intelijen sepenuhnya,” kata NBC, mengutip para pejabat AS.
Temuan itu menimbulkan perasaan frustrasi dari sebagian mereka yang jatuh sakit. Sekelompok orang menyatakan penilaian CIA “tidak dapat dan tidak boleh menjadi kata akhir mengenai masalah ini,” menurut pernyataan yang dikutip The Times.
“Meskipun kami telah mencapai sejumlah temuan sementara yang signifikan, kami belum selesai,” kata William J. Burns, direktur CIA, dalam pernyataan yang dikutip the Times.
“Kami akan melanjutkan misi untuk menyelidiki insiden-insiden ini dan memberikan akses ke perawatan kelas dunia bagi mereka yang memerlukannya.” [uh/ab]
Senin, 23 Mei 2022 - 10:04 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Sabtu (21/5) bahwa Ukraina harus menjadi kandid...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:04 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengisyaratkan peni...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Sejumlah pejabat mengatakan bahwa petugas penyelamat menemukan jenazah delapan pekerja di wilayah Ka...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Gedung Putih merencanakan sejumlah langkah untuk menghadapi apa yang disebutnya "kondisi gawat tidak...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Klaim Rusia bahwa pihaknya sudah berhasil merebut pabrik baja di Mariupol yang selama ini menjadi la...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Rusia mengatakan pada Sabtu (21/5) bahwa pihaknya sejauh ini melarang 963 orang Amerika Serikat (AS)...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Pasukan Ukraina yang bertekad untuk mempertahankan pabrik baja sampai titik darah terakhir di Mariup...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Badan cuaca Jerman mengatakan sebuah badai yang menyapu melintasi Jerman telah menimbulkan tiga torn...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Otoritas kesehatan Belanda mengumumkan lebih banyak ditemukanya kasus cacar monyet (monkeypox) pada ...
Senin, 23 Mei 2022 - 10:03 WIB
Restoran waralaba cepat saji McDonalds Corp menjual restorannya di Rusia kepada salah satu pemegang ...