VOA Indonesia - Orang Tua Menunggu Kabar Nasib Putri-putri Mereka yang Diculik di Nigeria
Sebagian orang tua dari 317 siswi di Nigeria yang diculik awal pekan ini melangsungkan pertemuan hari Minggu (28/2), menunggu kabar tentang nasib anak perempuan mereka.
“Kami berdoa pada Tuhan,” ujar Aliyu Ladan Jangebe, ayah empat siswi yang diculik bersamaan.
“Saya tidak dapat membayangkan situasi gadis-gadis itu,” ujarnya lirih.
Ladan Jangebe mengatakan pada Associated Press bahwa hanya satu dari lima anak gadisnya yang berhasil melarikan diri setelah bersembunyi, ketika para penculik datang. Empat lainnya diculik.
Ladan Jangebe bersama para orang tua lainnya menunggu di dalam Government Girls Junior Secondary School (setingkat SMP di Indonesia.red) seiring munculnya isu di media sosial tentang pembebasan para siswi malang itu.
Pihak berwenang mengukuhkan informasi bahwa sekelompok laki-laki bersenjata telah menculik 317 siswi dari sekolah asrama di negara bagian Zamfara, di bagian utara Nigeria.
Salah seorang warga mengatakan kelompok bersenjata itu juga menyerang sebuah kamp militer dan pos pemeriksaan di dekatnya sehingga tentara tidak dapat mencegah penculikan massal itu.
Dalam misa mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus ikut mengecam penculikan 317 siswi di Nigeria ini dan berdoa agar mereka dapat segera kembali ke rumah dengan aman.
Sejumlah besar kelompok bersenjata beroperasi di negara bagian Zamfara. Pemerintah menggambarkan mereka sebagai kelompok bandit yang dikenal kerap melakukan penculikan demi uang tebusan dan mendorong pembebasan anggota-anggota kelompok yang dipenjara.
Tiga ratus empat puluh empat siswa juga diculik dari Government Science Secondary School Kankara di negara bagian Katsina pada Desember 2020 lalu. Mereka akhirnya dibebaskan.
Puluhan siswa, staf dan keluarga mereka juga dibebaskan di Kagara pada hari Sabtu (27/2) setelah diculik selama dua minggu.
Beberapa bulan terakhir ini Nigeria telah mengalami beberapa aksi penculikan dan serangan, termasuk penculikan massal 276 siswi SMP di Chibok, di negara bagian Borno, pada April 2014 oleh kelompok Boko Haram. Lebih dari 100 siswi itu hingga kini tidak diketahui keberadaannya. [em/jm]
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Dua ratus warga negara Indonesia di Myanmar telah meninggalkan negara itu. Hingga kini KBRI di Yango...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Sebuah kelompok kemanusiaan multi-etnis, The Free Burma Rangers (FBR), membantu kelompok etnis yang ...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Dalam beberapa bulan terakhir ada kekhawatiran tentang penguatan pemulihan global mendatang akan men...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Kuba mengumumkan pihaknya akan melonggarkan larangan yang sudah diberlakukan selama puluhan tahun te...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Pengerahan besar-besaran pasukan militer Rusia ke Krimea memprihatinkan Amerika. Direktur Badan Inte...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Presiden Amerika Joe Biden hari Rabu (14/4) mengumumkan rencananya menarik sisa pasukan Amerika dari...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney diperkirakan akan menekan Menteri Luar Negeri Inggris Dom...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Juru bicara pemerintah Perancis Gabriel Attal mengatakan Perancis akan memberikan vaksin Johnson&Joh...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Alliance Treaty Organization/NATO) mengatakan akan menarik se...
Kamis, 15 April 2021 - 12:26 WIB
Pejabat keamanan Kurdi dalam sebuah pernyataan mengatakan sebuah roket mendarat di dekat pangkalan A...