Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Elshinta.com - Regulator kesehatan Brazil, Anvisa mengatakan pada Sabtu (16/1) bahwa mereka mengirimkan kembali dokumen untuk penggunaan darurat vaksin virus corona Sputnik V buatan Rusia, yang diajukan oleh perusahaan farmasi Uniao Quimica, karena tidak memenuhi kriteria yang diperlukan.
Dalam sebuah pernyataan di laman daring Kementerian Kesehatan, Anvisa menyebut bahwa permintaan perusahaan itu gagal memberikan jaminan yang cukup meyakinkan atas uji klinis fase ke-III dan sejumlah isu terkait produsen vaksin.
Para pejabat Anvisa telah mengatakan bahwa vaksin Sputnik V akan harus melalui fase ke-III uji klinis di Brazil sebelum penggunaannya dapat diotorisasi.
Dalam pernyataannya, Anvisa juga mengatakan bahwa siapaun yang mengajukan izin penggunaan darurat harus menunjukkan uji klinis vaksin yang tengah berlangsung akan membawa keamanan dan kemanjuran jangka panjang.
Uniao Quimica meminta persetujuan untuk penggunaan 10 juta dosis Sputnik V di Brasil pada kuartal pertama tahun ini.
Anvisa diperkirakan akan memutuskan untuk mengotorisasi penggunaan darurat vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac China dan AstraZeneca Inggris pada hari Minggu.(Sik)
Kamis, 25 Februari 2021 - 22:41 WIB
Sejumlah perguruan tinggi Indonesia dan Inggris menandatangani nota kesepahaman (MoU), Kamis, terkai...
Kamis, 25 Februari 2021 - 21:23 WIB
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Korea Selatan Namyoung Global memberikan bantuan masker keseha...
Kamis, 25 Februari 2021 - 20:37 WIB
Kementerian Luar Negeri China membantah bahwa diplomat Amerika Serikat (AS) di negara itu diminta un...
Selasa, 23 Februari 2021 - 18:27 WIB
Kampanye vaksinasi Skotlandia secara nyata mengurangi risiko rawat inap COVID-19, menunjukkan bahwa ...
Selasa, 23 Februari 2021 - 07:30 WIB
Emas terangkat hampir 1,75 persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat keuntunga...
Minggu, 21 Februari 2021 - 23:59 WIB
Korea Selatan akan mulai memberikan sebagian dari 117.000 dosis vaksin virus corona yang diproduksi ...
Minggu, 21 Februari 2021 - 23:49 WIB
Serum Institute of India (SII), pembuat vaksin terbesar dunia berdasarkan volume, meminta pemerintah...
Minggu, 21 Februari 2021 - 23:05 WIB
Swiss dapat meneruskan dosis vaksinasi AstraZeneca COVID-19 yang telah dipesan, meskipun negara itu ...
Sabtu, 20 Februari 2021 - 14:46 WIB
Gedung Putih mulai bekerja sama dengan penyelenggara media sosial, termasuk Facebook, Twitter dan Go...
Kamis, 18 Februari 2021 - 14:45 WIB
Pemerintah Malaysia deportasi dan repatriasi sebanyak 160 Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui Pos...