Elshinta.com - 29 Desember 2003, terjadi kontak tembak antara pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), di Desa Kuala Manihan, Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Salah satu korban tewas, Sory Ersa Siregar, seorang wartawan yang bekerja untuk stasiun televisi RCTI.
Sebelumnya pada 1 Juli 2003, Ersa dan juru kamera Ferry Santoro dilaporkan hilang di Kuala Langsa, Aceh Timur. Kemudian pada 5 Juli, mobil yang digunakan Ersa dan kawan-kawannya ditemukan di Langsa, Aceh Timur, yang dikenal sebagai basis GAM.
Pencarian dan upaya pembebasan sandera GAM ini terus dilakukan. Hingga akhirnya dalam operasi penyelamatan, 29 Desember 2019, Senin siang, terjadi kontak senjata antara GAM dan TNI di Desa Kuala Manihan, Simpang Ulim, Aceh Timur. Ersa ada di lokasi, bersama sejumlah anggota GAM.
Nahas, Ersa tertembak dan tak selamat bersama satu anggota GAM. Dua peluru TNI menembus leher dan dada Ersa.
Jenazah Ersa ditemukan dalam baku tembak tersebut. Sementara kamerawan Ferry Santoro, berhasil menyelamatkan diri dari GAM.